Saturday, October 10, 2009

humas

PR dan Kehumasan

q Kehumasan/Humas Merupakan konsep PR (”terjemahan”) yang dipergunakan di Indonesia.

q Dalam pelaksanaan kerjanya (Indonesia) seringkali masih pada tataran State of Being bukan method of communication.

q State of Being à hanya sebagai perwujudan kegiatan berkomunikasi

Method of communication à rangkaian /sistem kegiatan yang dilaksanakan secara khas(khusus)

q Perwujudan kegiatan komunikasi yang dilembagakan dalam bentuk biro, bagian atau seksi, merupakan istilah PR/Humas dalam pengertian State of Mind.

q Pekerjaan PR di Indonesia masih pada tataran ini, hanya membentuk biro/seksi/bagian atau menyatu dengan bagian lain.

q Berdasarkan fungsi dan tanggungjawab pekerjaan, masih menjalankan fungsi publisitas belum banyak meyentuh hal yang terkait kegiatan PR sebagai method of

communication


Sejarah Kehumasan di Indonesia

q Sebagai state of being baru dikenalkan

tahun 1950-an. Menggunakan istilah

“Hubungan Masyarakat”/Humas

q Pengembangan secara akademik tahun 1960.

q Tahun 1967 dibentuk Badan Kerja Sama (BKS)

Antar Humas-humas Pemerintah yang terdapat

dalam departemen kabinat RI

q Tahun 1970 BKS menjadi Badan Koordinasi

(BAKOR) Kehumasan Pemerintah

q 1971 berubah menjadi Badan Koordinasi

Kehumasan Pemerintah (BAKOHUMAS)

q 1976 berdiri Bakohumas daerah

q 1977 Bakohumas mengikuti Federation of the

Asean PR Organizations (FAPRO) di Malaysia

q Maret 1981 Indonesia menjadi tuan rumah

FAPRO ke-dua.

q Selain itu PR memiliki organisasi profesi yaitu

Perhumas (Perhimpunan Hubungan

Masyarakat Indonesia) dan APPRI

(Asosiasi Perusahaan PR Indonesia)

Implikasi Manajemen PR dan Kehumasan

q Kegiatan PR dan Kehumasan tidak hanya sekedar mendirikan Biro, seksi, atau bagian dalam suatu organisasi tetapi bagaimana tugas dan fungsi sebenarnya dijalankan.

q Hal ini berkaitan dengan kedudukan PR dalam manajemen (secara struktural) dan tugas praktisi PR yang harus mampu menjalankan fungsi manajemen dalam melaksanakan kegiatan PR

q Implikasi terhadap kedudukan PR dalam manajemen, seringkali mengalami overlapping.

q Kekacauan sering terjadi karena adanya

pemahaman yang berbeda baik dari

pimpinan maupun staf organisasi


Fungsi PR dalam manajemen cukup berat, dintaranya untuk menciptakan :

1. Good Image (citra baik)

2. Goodwill (itikad baik)

3. Mutual Understanding ( saling pengertian)

4. Mutual Confidence (salingmempercayai)

5. Mutual Appreciation (saling menghargai)

6. Tolerence (Toleransi)'


C I T R A

1. Citra Bayangan (Mirror Image)

Citra yg melekat pada orang dalam/anggota organisasi – biasanya pimpinan – mengenai tanggapan orang luar ttg organisasinya. Seringkali citra ini tidak tepat/sesuai dengan kenyataannya

2. Citra yang berlaku (Current Image)

Citra /pandangan yg dianut orang luar terhadap

organisasi. Citra ini cenderung negatif, dan

sangat ditentukan oleh banyak/sedikitnya

informasi yang dimiliki orang tsb.

3. Citra yang diharapkan (Wish Image)

Citra yg diinginkan oleh manajemen, secara umum berkonotasi pada citra yg baik.

4. Citra Perusahaan (Corporate Image)

Citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, bukan sekedar citra produk/pelayanannya. Citra majemuk (Multiple Image)

5. Citra perusahaan secara keseluruhan. Variasi citra harus ditekan sedemikian mungkin dengan

cara misalnya menggunakan seragam, menyamakan jenis dan warna mobil,

bentuk bangunan, desain papan nama,

materi display, interior toko yang khas, dll

No comments:

Post a Comment