Friday, October 23, 2009

BUDAYA ADALAH KOMUNIKASI


Budaya didefinisikan sebagai tatanan pengetahuan, pengalaman, kepercayaan, nilai, sikap, makna, hirarki, agama, waktu, peranan, hubungan ruang, konsep alam semesta, objek-objek materi dan milik yang diperoleh sekelompok besar orang dari generasi ke generasi melalui usaha individu dan kelompok.

Budaya tidak sekedar diartikan sebagai koleksi dari simbol-simbol yang dimaknai bersama dalam suatu komunitas, tapi juga dapat dikatakan sebagai suatu sistem pengetahuan, dibentuk dan dipengaruhi oleh kemampuan masing-masing individu/ manusia, kemudian mengorganisir dan mengolah informasi sehingga menciptakan model internal dari realitas (Keesing dalam Gudykunst dan Young, 1992:13).

Budaya dapat juga didefinisikan sebagai koheren, dapat dipelajari, suatu pandangan dari sekelompok individu, mempengaruhi dan mengarahkan individu untuk bertindak (Varner dan Beamer, 2005:10).

Jadi komunikasi antar budaya dapat didefinisikan juga sebagai suatu transaksi, proses simbolik yang melibatkan berbagai atribut dan pemahaman diantara individu/ manusia dari berbagai budaya (Gudykunst dan Young dalam Communicating with Strangers, 1992)

Bila budaya adalah hasil keseluruhan dari perilaku yang dapat dipelajari oleh suatu individu atau kelompok, yang mana akhirnya dikenal sebagai suatu tradisi yang ditransmisikan dari satu generasi ke generasi lain, maka komunikasi antar budaya di artikan sebagai suatu komunikasi antar manusia yang berbeda-beda budaya (Rich dalam Interracial Communication, 1974)

Budaya dan komunikasi tidak dapat dipisahkan oleh karena budaya tidak hanya menentukan siapa bicara dengan siapa, tentang apa, dan bagaimana orang menyandi pesan, makna yang ia miliki untuk pesan, dan kondisi-kondisinya untuk mengirim, memperhatikan dan menafsirkan pesan.

Budaya dan komunikasi mempunyai hubungan timbal balik, budaya menjadi bagian dari perilaku komunikasi, dan pada gilirannya komunikasi turut menentukan, memelihara, mengembangkan atau mewariskan budaya.

Dalam suatu komunikasi antar budaya dikenal dengan istilah komunikasi high-context dan low-context, dimana dalam konteks tinggi pesan dapat berupa tidak langsung, memiliki makna tertentu, multilevel dam implisit (contohnya adalah pada budaya-budaya asia dan timur, seperti Jepang, Indonesia dan lain-lain), sedangkan pada komunikasi konteks rendah, pesan disampaikan secara terbuka, jelas, dengan makna eksplisit, ’tanpa tedeng aling-aling’, sehingga langsung dapat dipahami (contohnya pada budaya barat, seperti amerika, jerman, dan lain-lain).

No comments:

Post a Comment