Sunday, January 31, 2010

Wawancara

Wawancara

(interviewee) atau disebut juga responden.

Charles Stewart dan W. B. Cash mendefinisikannya sebagai “sebuah Wawancara merupakan istilah yang diciptakan dalam bahasa Indonesia untuk menggantikan kata asing Interview (dari bahasa Belanda atau Inggris), yang digunakan oleh pers Indonesia sampai akhir tahun 1950-an. Orang yang mewancarai disebut Pewawancara (interviewer) dan yang diwawancarai disebut pemberi wawancaraproses komunikasi berpasangan dengan suatu tujuan yang serius dan telah ditetapkan sebelumnya yang dirancang untuk bertukar perilaku dan melibatkan tanya jawab”

Robert Kahn dan Charles Channel mendefinisikan wawancara sebagai “suatu pola yang dikhususkan dari interaksi verbal – diprakarsai untuk suatu tujuan tertentu, dan difokuskan pada sejumlah bidang kandungan tertentu, dengan proses eliminasi materi yang tak ada kaitannya secara berkelanjutan”.Karena kata “mewawancarai” dalam penggunaan sehari-hari mengacu pada begitu banyak jenis interaksi yang berbeda-beda, sulit untuk menulis satu definisi yang mampu mengakomodasi semuanya. Meskipun demikian, penting bagi kita untuk menetapkan sebuah definisi mendasar sebagai sebuah kerangka acuan. Oleh karenanya, kami mendefinisikan wawancara sebagai suatu bentuk yang dikhususkan dari komunikasi lisan dan bertatap muka antara orang-orang dalam sebuah hubungan interpersonal yang dimasuki untuk sebuah tujuan tertentu yang diasosiasikan dengan pokok bahasan tertentu. Pembahasan mengenai beberapa istilah kunci dari definisi ini akan menjadikannya lebih bermakna.

Wawancara sangat penting dalam dunia jurnalistik. Dalam dunia jurnalistik, seorang wartawan harus melakukan persiapan yang cukup sebelum mewawancarai seseorang. Selain itu juga harus memahami betul masalah yang akan ditanyakan. Wartawan harus pula pandai menjaga supaya tidak kehilangan arah dalam wawancara itu agar mendapatkan keterangan yang diinginkannya. Karena itu, ada kalanya wartawan perlu mengetahui latar belakang atau sifat orang yang akan diwawancarai agar mudah menyesuaikan diri dengannya ketika berhadapan muka.

2.2. Jenis-jenis Wawancara

Jenis Wawancara

§ Man in the street interview. Untuk mengetahui pendapat umum masyarakat terhadap isu/persoalan yang akan diangkat jadi bahan berita.

§ Casual interview. Wawancara mendadak. Jenis wawancara yang dilakukan tanpa persiapan/perencanaan sebelumnya.

§ Personality interview. Wawancara terhadap figure-figur public terkenal. Atau orang yang memiliki kebiasaan/prestasi/sifat unik, yang menarik untuk diangkat sebagai bahan berita.

§ News interview. Wawancara untuk memperoleh informasi dari sumber yang mempunyai kredibilitas atau reputasi di bidangnya.

Berdasarkan Tempat Wawancara

§ Wawancara Studio ( Studio Interview ), yaitu wawancara yang dilakukan di studio televisi maupun radio.

§ Wawancara di lapangan ( On the spot interview ), yaitu wawancara yang dilakukan di lokasi peristiwa atau tempat dimana dilakukan peliputan berita, di tempat di mana bertemu nara sunber.

§ Wawancara pribadi ( personal interview ), yaitu wawancara yang dilakukan di tempat di mana seseorang berada untuk memperoleh pendapat atau data pribadi.

Berdasarkan Tingkat Urgensi Masalah

§ Wawancara Eksklusive , yaitu wawancara tentang suatu masalah yang sangat penting dan paling aktual sehingga perlu segera diketahui khalayak.

§ Wawancara Prediksi, yaitu wawancara yang membicarakan atau membahas tentang kemungkinan atau perkiraan dampak atau akibat dari suatu paeristiwa atau suatu kebijakan penting.

2.3. Sifat-sifat Wawancara

Sifat-sifat Wawancara
Di Lingkungan Pers Internasional, dikenal wawancara yang sifatnya berbeda-beda, ya
itu.
(1)On the record :

Nama dan jabatan pemberi wawancara dapat digunakan sebagai sumber dan keterangannya boleh dikutip langsung.
(2)Background :

Boleh menggunakan kutipan langsung atau menyiarkan keterangan apa pun yang diberikan, tetapi tanpa menyebutkan nama atau jabatan pemberi wawancara sebagai sumbernya. Biasanya digunakan istilah “Sumber Terpercaya di departemen/ badan...” atau” sumber yang berwenang...” menurut persyaratan yang ditentukan oleh pemberi wawancara.
(3)Deep Background :

Tidak boleh menggunakan kutipan langsung atau menyebut nama jabatan atau instansi sumber berita.
(4)Off the record :

Keterangan yang diberikan bukan untuk disiarkan. Wawancara semacam ini berguna bagi wartawan untuk memahami permasalahan.

No comments:

Post a Comment